Selasa, 11 Januari 2011

“Hasil Karya Pondok Melati”


Pernahkah Anda mendengar suatu peribahasa yang berbunyi
“Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing?"
Tahukah Anda bahwa peribahasa tersebut sungguh sangat tepat menggambarkan akan kondisi yang terjadi di Perkumpulan Pondok Melati. Bilamana tanah yang akan digunakan untuk membangun Gereja tersebut masih dalam keadaan kosong, masih menyerupai kebun yang penuh dengan pepohonan, semak belukar, dll. Dan dengan kondisi seperti ini, para anggota Perkumpulan Pondok Melati selalu semangat untuk berbakti setiap Hari Sabat, dan tahukah Anda, bahwa selama itu juga yang menjadi pelindung dari terik Matahari adalah pepohonan tersebut, tetapi bilamana hujan turun seringkali acara kebaktian dialihkan ke tempat lain, hal ini disebabkan karena tanah di tempat tersebut menjadi sangat becek, sehingga terkadang tidak dapat dipergunakan.
Sehingga diputuskanlah melalui sebuah rapat untuk membangun sebuah tenda terpal sebagai tempat pelindung dan membangun sebuah jembatan untuk akses keluar masuk kendaraan, dikarenakan bila hujan maka sering kali kendaraan yang akan keluar/masuk tidak dapat keluar/masuk dengan lancar, hal ini disebabkan tanah yang begitu becek sehingga susah untuk kendaraan keluar ataupun masuk; dan sebagai pelaksana ditunjuklah orang-orang muda untuk mensurvey, menyusun anggaran dan melaksanakannya. Kemudian setelah dilakukan survey, akhirnya para orang muda bersepakat untuk mengganti tenda terpal tersebut dengan tenda asbes, karena mengingat untuk keperluan jangka panjang.
Akhirnya setelah segala sesuatunya sudah disiapkan, maka tibalah waktunya untuk bekerja mendirikan “bedeng-bedeng” tersebut, dibutuhkan waktu 3 (tiga) hari untuk menyelesaikannya, dibantu dengan para tukang, para orang muda ini sangat berantusias sekali untuk dapat menyelesaikan pekerjaan mulia tersebut. Dan akhirnya pada hari ke-3 (tiga), “bedeng-bedeng” tersebut selesai, dan dapat digunakan untuk berbakti memuji dan memuliakan TUHAN.
Sebagaimana “bedeng-bedeng” telah diselesaikan, maka selanjutnya membangun sebuah jembatan sebagai akses keluar/masuk kendaraan, dan sebagaimana dibutuhkan waktu 3 (tiga) hari, maka hal yang sama pun dibutuhkan dalam membangun jembatan tersebut. Untuk pekerjaan ini sungguh cukup spesial dikarenakan Bendahara Pondok Melati ikut langsung terjun ke lapangan, untuk membantu dan mengawasi kegiatan tersebut. Bahkan Bendahara Pondok Melati sempat mengalami insiden kecil, tetapi dapat segera ditanggulangi.
Untuk sekarang, para anggota Pondok Melati sudah tidak kepanasan ataupun kehujanan bilamana hendak berbakti di “tanah”. Bahkan akses keluar masuk kendaraan pun sudah cukup lancar, oleh sebab jembatan sudah jadi dan sangat membantu sekali. Tentu saja “bedeng-bedeng” atau pun jembatan tersebut tidak akan mampu berdiri/tercipta tanpa pertolongan dari para orang tua dan khususnya orang-orang muda ; yang terlibat secara “langsung” atau pun “tidak”, yang mau mengorbankan bukan hanya materi  tetapi juga waktu, tenaga dan pemikirannya. Hanya TUHAN-lah yang dapat membalas segala kebaikan hati para orang tua ataupun orang-orang muda tersebut.

 Apakah sekarang Anda tahu arti dari peribahasa yang sudah disebutkan di atas?
Dan apakah Anda tertarik ingin melihat “hasil karya” tersebut???

Mari dan datanglah ke Pondok Melati, dan saksikan sendiri “hasil karya” tersebut.
Tuhan Memberkati!!!

Kamis, 06 Januari 2011

KEBAKTIAN SABAT

Pernahkah Anda meresapi arti dari sebuah lagu Sekolah Sabat Anak-anak, yang kurang lebih bunyi dari liriknya adalah "Sabat hari yang senang, hari senang, hari senang; Sabat hari yang senang, Aku suka Sabat…”


Sepenggal lirik diatas sungguh sangat menggambarkan bagaimana suasana Kebaktian Sabat di Pondok Melati yang begitu hangat, setiap anggota Pondok Melati betul-betul tahu makna yang tersirat dari lagu tersebut, walaupun hanya menggunakan Bedeng-bedeng (semacam gubuk tanpa dinding; hanya untuk melindungi dari terik sinar Matahari ataupun Hujan) untuk berbakti  tetapi semangat untuk memuji TUHAN
tidak pernah kendur.


Suasana kekeluargaan pun sungguh sangat terasa di Perkumpulan Pondok Melati, tidak perduli Anda dari etnis, suku, bangsa, bahasa ataupun budaya mana, semua satu di dalam TUHAN. Kasih-Nya sanggup menyatukan segala perbedaan etnis, budaya ataupun bahasa di dunia ini dan hal yang sama pun berlaku juga di dalam perkumpulan Pondok Melati. 


Hal itu dapat terlihat bagaimana para anggota Pondok Melati boleh saling melayani, salah satu contohnya terwujud dalam hal Potluck (makan bersama) setelah Kebaktian Sabat. Biarlah kasih yang mula-mula itu dapat menjadi bagian kita semua, dan itu boleh kita bagikan kepada sesama kita; terlebih menjelang Kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.

Apabila Anda masih merasa ragu, Anda bisa datang dan membuktikan sendiri bagaimana suasana kekeluargaan itu masih terdapat di dalam Perkumpulan Pondok Melati.


Mari dan buktikan sendiri!!!!
Tuhan memberkati.

Perkumpulan Pondok Melati




Perkumpulan Baru PONDOK MELATI adalah Sekumpulan Umat Percaya; yang berusaha untuk memperluas pekerjaan Injil ke seluruh Dunia, terlebih khususnya di wilayah PONDOK MELATI dan sekitarnya.


Mereka terdiri dari beberapa keluarga dan beberapa orang muda, seperti : Kel. H.Pane beserta anak, Kel. K.Simbolon beserta anak, Kel. N.Butarbutar beserta anak, Kel. J.Kairupan beserta anak, Kel. A.Rajagukguk beserta anak, Kel. Ibu L. Hengkiriang beserta anak, Sdr. Robert Situmorang, Sdr. Reynaldo Rajagukguk, Sdr. Soleman Lubis, Sdr. Junianson Siagian dan Sdr. Parlindungan Situmorang.
Mereka mempunyai suatu misi dan visi ke depan, bahwa mereka rindu untuk mendirikan suatu Rumah TUHAN di Pondok Melati; untuk melayani Pekerjaan TUHAN sepenuh hati, dan terlebih boleh memenangkan banyak jiwa untuk TUHAN, sehingga dari visi dan misi ini tercetuslah suatu sebutan PONDOK MELATI yang berarti Pondok/Rumah yang dimana anggota-anggotanya mau Melayani Sepenuh Hati bahkan sampai Mati untuk pekerjaan TUHAN.


Saat ini Perkumpulan PONDOK MELATI, telah mendapatkan sebidang tanah seluas kurang lebih 1100 m2. Perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan tanah ini sungguh sangat luar biasa, penuh dengan rintangan dan tantangan yang berasal tidak hanya dari "luar" tetapi juga berasal dari "dalam", tidak terkira sudah berapa banyak airmata tertumpah, berapa banyak Ibadah Puasa sudah dilakukan bahkan sudah tidak terhitung lagi berapa banyak doa diucapkan, tetapi Puji TUHAN semua itu dapat diatasi dan tanah itu sekarang sudah diberikan TUHAN, dengan cara yang sungguh tidak terkira. Tetapi perjuangan belum berhenti, karena sekarang Perkumpulan PONDOK MELATI hendak membangun suatu Rumah TUHAN dan hal ini sangatlah tidak mudah, bukan hanya terkendala di dalam hal biaya, tetapi juga tantangan dari sekitar baik dari "luar" ataupun dari "dalam", banyak yang mencibir, banyak yang mencemooh, tetapi biarlah TUHAN yang  akan senantiasa menolong, karena TUHAN tidak akan pernah tinggal diam dan biarlah TUHAN yang akan bekerja untuk menolong dengan cara yang sungguh sangat menakjubkan; sebagaimana Elia diberi makan oleh Burung Gagak, dengan Iman maka sesungguhnya TUHAN akan mengirimkan Burung Gagak yang lainnya untuk menolong pekerjaan-Nya di PONDOK MELATI.

Tuhan Memberkati!!